Selamat datang di CHAP-Global Media Articles

Selasa, 23 Juli 2013

Ikhtiar Bersama Melestarikan Orangutan Morio

Selain dilema habitat dan populasi menurun, orangutan juga menghadapi dilema orangutan yang direhabilitasi belum bisa dilepas.


orangutan morio,taman nasional kutai,pelestarian,kera besar,kalimantan,permukaan tanah 
Orangutan morio yang dijumpai di Taman Nasional Kutai, Kalimantan Timur (Dwi Oblo/NGI)
Di sepanjang tepi sungai Sangatta, di areal Taman Nasional Kutai, Kalimantan Timur, masih tersisa bekas kebakaran hutan 1997 – 1998. Sebagian hutan mampu pulih, sebagian menjadi padang ilalang.
Pada areal ilalang itu, Kepala Balai Taman Nasional Kutai Erly Sukrismanto, hendak melakukan restorasi: menanam kembali pohon kesukaan orangutan morio (Pongo pygmaeus morio).

Dia menggagas habitat ideal bagi orangutan morio di antara Prevab dan Mentoko. “Nanti, kalau ada yang ingin tahu tempat hidup ideal bagi orangutan morio bisa mengunjunginya. Itu butuh riset dan manajemen yang baik,” jelas Erly.
 
Selain dilema habitat dan populasi menurun, “orangutan juga menghadapi dilema orangutan yang direhabilitasi belum bisa dilepas,” terang Novianto Bambang, Direktur Konservasi Keanekaragaman Hayati, Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam, Kementerian Kehutanan.
 
Pemulihan orangutan jinak, menurut Bambang, perlu biaya besar. “Biayanya tidak tanggung-tanggung,” katanya seusai membuka lokakarya Orangutan Conservation and Reforestation, medio Juni, di Sangatta.“Perusahaan Indonesia yang sudah mempunyai keuntungan lebih, mari menuju ke sana (melepasliarkan orangutan),” ajak Bambang.

orangutan morio,taman nasional kutai,pelestarian,kera besar,kalimantan,permukaan tanah
Taman Nasional Kutai menjadi salah satu kantong populasi orangutan morio di Kalimantan Timur (Dwi Oblo/NGI)

Bersama PT Pertamina EP, Balai Taman Nasional Kutai pernah merawat dua orangutan pada 2011 sebelum diserahkan kepada Balai Konservasi Sumber Daya Alam Kalimantan Timur. Program bilateral Balai Taman Nasional Kutai dengan PT Pertamina EP itusenilai Rp 1,9 miliar selama 2009 sampai 2014.
“Wujudnya, bantuan operasional, pembangunan sarana wisata di Sangkima, membantu melepasliarkan orangutan sitaan, dan monitoring populasi,” papar Syamsu Alam, Presiden Direktur PT Pertamina EP.
PT Pertamina EP melihat nilai penting orangutan morio sebagai satwa endemik Kalimantan. “Karena keterbatasan kami, kami mendukungpengelolaan Taman Nasional Kutai, termasuk konservasi orangutan,” lanjut Syamsu.
Erly Sukrismanto menyatakan kerjasama bilateral itu menambah sumberdaya bagi taman nasional. “Kita mendapat sumber daya, dan perusahaan mendapatkan citra positif. Ini sebenarnya kerjasama mutualisme, saling menguntungkan,” ungkapnya.
 
Dukungan itu sebagai wujud komitmen ‘tumbuh bersama lingkungan’ yang fokus di Sangkima. “Lokasi ini dekat dengan areal operasi dan terdapat potensi yang bisa dikelola dan dimanfaatkan,” papar Syamsu.

orangutan morio,taman nasional kutai,pelestarian,kera besar,kalimantan,permukaan tanah
Orangutan morio yang ada di Taman Nasional Kutai biasanya juga turun ke permukaan tanah. Pasalnya, mereka tidak punya predator di muka tanah. (Dwi Oblo/NGI)
Salah satu program konservasi orangutan berupa survei populasi di Menamang, Mentoko dan Sangkima. Hasilnya, dijumpai 267 orangutan di Menamang; 316 ekor di Mentoko; dan 665 ekor di Sangkima.Pada 2012, PT Pertamina EP bersama Taman Nasional Kutai menggelar operasi gabungan dengan kepolisian setempat dan TNI untuk menjaga kawasan konservasi dan pembibitan tanaman sumber pakan orangutan.
 
Sementara untuk 2013, akan dilakukan pembangunan fasilitas senilai Rp 300 juta. Tak hanya itu, juga diadakan journalis fieldtrip di taman nasional, pembuatan boneka orangutan morio sebagai ikon Sangatta dan taman nasional, serta lokakarya bagi praktisi dan pengamat orangutan.
 
Sebagai salah satu satwa prioritas, populasi orangutan diharapkan naik tiga persen selama 2010 sampai 2014. Pemantauan itu salah satu upaya untuk meraih kinerja Taman Nasional Kutai dalam pengelolaan satwa prioritas itu.
 
“Melalui kolaborasi ini, kami bisa melakukan kegiatan yang tepat sasaran, dan target pelestarian orangutan morio dapat tercapai,” harap Syamsu Alam.
Dari kawasan konservasi yang ada di Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, dan Kalimantan Barat, papar Novianto Bambang,menunjukkan tren populasi yang lumayan naik. “Rata-rata kenaikan setiap tahun antara 1 – 1,5 persen.”Harapannya, dalam lima tahun bisa tercapai tiga persen. “Kalau orangutan sampai punah, kita betul-betul kualat,” pungkas Bambang.

source: http://nationalgeographic.co.id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar